Crew8 News
Jakarta,- Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto mengeluarkan tujuh arahan prioritas kepada jajaran kementerian, lembaga, serta unsur TNI–Polri dalam penanganan bencana besar yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera. Arahan ini disampaikan Presiden dalam rapat terbatas penanganan bencana yang digelar di Pos Pendamping Nasional Penanganan Bencana Aceh, sehari setelah ia meninjau langsung lokasi terparah terdampak banjir bandang dan longsor.
Presiden menegaskan bahwa keselamatan warga harus menjadi prioritas utama. Dalam arahannya, Prabowo meminta seluruh unsur pemerintah bergerak cepat, tepat, dan konsisten dalam mengevakuasi warga serta mempercepat pemulihan dasar di wilayah bencana. Ia menekankan bahwa fase tanggap darurat tidak boleh berlarut-larut, dan setiap instansi harus memastikan koordinasi berlangsung tanpa hambatan.

Pertama, Presiden meminta peningkatan kecepatan operasi penyelamatan dan distribusi bantuan. Menurutnya, hambatan logistik, putusnya jalur darat, hingga sulitnya akses komunikasi harus segera diatasi melalui pengerahan alat berat, transportasi udara, dan sistem komunikasi darurat.
Kedua, Prabowo memerintahkan operasi terpadu TNI, Polri, Basarnas, dan BNPB untuk diperkuat. Integrasi komando dianggap sebagai kunci agar bantuan logistik, obat-obatan, dan kebutuhan penting lainnya sampai tepat waktu. Presiden meminta agar jalur konektivitas, baik jalan desa, jembatan sementara, maupun lintasan evakuasi, dipulihkan secepat mungkin.
Ketiga, pemerintah menempatkan dukungan pembangunan kembali rumah warga sebagai prioritas utama pemulihan. Prabowo menegaskan bahwa negara tidak boleh membiarkan masyarakat terlalu lama tinggal di pengungsian. Ia meminta kementerian terkait menyiapkan skema percepatan hunian tetap maupun hunian sementara yang layak.
Keempat, Presiden memerintahkan identifikasi cepat terhadap kerusakan fasilitas publik, seperti sekolah, puskesmas, balai desa, dan jaringan listrik. Ia menekankan pentingnya pemulihan aktivitas pendidikan dan layanan kesehatan dasar sebagai bagian dari stabilisasi sosial pasca-bencana.
Kelima, Prabowo meminta pemerintah daerah memperkuat validasi data korban, rumah rusak, dan lahan terdampak melalui sistem satu data. Validasi yang presisi dinilai penting agar bantuan tersalurkan secara adil dan menghindari tumpang tindih data antarinstansi.

Keenam, Presiden memerintahkan seluruh jajaran terkait memastikan pasokan pangan, air bersih, serta layanan kesehatan tetap terjaga. Ia juga menekankan pentingnya mobilisasi dapur umum lapangan TNI–Polri dan penempatan tenaga medis tambahan di titik-titik pengungsian.
Ketujuh, Prabowo meminta agar seluruh kementerian dan lembaga memperkuat mitigasi jangka panjang, termasuk rehabilitasi DAS, normalisasi sungai, dan perbaikan sistem peringatan dini. Menurutnya, pola cuaca ekstrem yang berulang harus dihadapi dengan pendekatan sistematis agar bencana serupa dapat diminimalkan di masa mendatang.
Dalam kesempatan itu, Presiden juga meminta para kepala daerah untuk hadir di lapangan, memastikan koordinasi berjalan efektif, serta memberikan laporan berkala kepada pemerintah pusat. Penanganan bencana, tegasnya, bukan hanya tanggung jawab BNPB, tetapi seluruh elemen negara.
Dengan tujuh instruksi komprehensif tersebut, Presiden Prabowo menekankan bahwa negara harus hadir sepenuhnya untuk meringankan beban masyarakat Sumatera yang terdampak bencana. “Seluruh potensi negara harus digerakkan. Keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi,” ujar Presiden dalam arahannya.
Mari jalankan instruksi Presiden Prabowo demi pemulihan yang cepat dan menyeluruh bagi korban bencana di Sumatera.
(C8N)
#senyuman08






