SBY Duga Gencatan Senjata Iran-Israel Akibat Salah Perhitungan, Desak Pemerintah All Out Dukung Palestina

Crew8 News, Jakarta,- Presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mengemukakan pandangannya terkait perkembangan konflik bersenjata antara Iran dan Israel yang sempat memanas namun berujung pada gencatan senjata dalam waktu singkat.

Dalam wawancara eksklusif bersama Liputan 6 SCTV, SBY menduga bahwa terjadinya gencatan senjata tersebut dilatari oleh kesalahan perhitungan dari masing-masing negara yang terlibat langsung dalam ketegangan, termasuk Amerika Serikat.

Menurut SBY, kalkulasi militer dan diplomatik yang tidak akurat kemungkinan memicu keputusan cepat untuk menghentikan pertempuran.

Ia menyebut bahwa Amerika, yang awalnya tampak enggan terlibat, akhirnya ikut terseret dalam pusaran konflik, sehingga mendorong terjadinya gencatan senjata lebih cepat dari perkiraan.

“Gencatan senjata yang mendadak ini bisa jadi karena salah hitung.

Baik dari pihak Iran, Israel, maupun Amerika yang kemudian merasa perlu meninjau kembali langkah mereka di lapangan,” ujar SBY dalam tayangan yang dipublikasikan pada Kamis (27/6/2025).

Dalam kesempatan tersebut, SBY juga menyampaikan pesan penting kepada pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, Ia mendorong agar Indonesia tidak hanya bersuara, tetapi mengambil langkah konkret dalam diplomasi internasional, khususnya terkait isu Palestina.

“Sudah saatnya Indonesia mengambil peran lebih besar melalui diplomasi yang ‘all out’.

Kita tidak boleh setengah hati dalam mendukung perjuangan rakyat Palestina untuk meraih kemerdekaan yang sah,” tegas mantan Presiden dua periode tersebut.

SBY menilai bahwa posisi Indonesia sebagai negara besar dan berpenduduk muslim terbesar di dunia menuntut sikap tegas dalam percaturan diplomasi global, terutama dalam isu-isu kemanusiaan dan perdamaian.

Ia berharap langkah-langkah yang diambil pemerintah tidak sebatas retorika, tetapi berwujud strategi diplomasi aktif di forum internasional seperti PBB, OKI, dan G20.

“Gema diplomasi Indonesia harus terdengar jelas. Dunia perlu tahu bahwa kita berdiri di sisi keadilan dan perdamaian, bukan konflik dan penjajahan,” kata SBY menutup wawancara.

Wawancara ini menjadi perbincangan hangat di media sosial, dengan jumlah penayangan video mencapai lebih dari 424 ribu dalam beberapa hari serta ribuan komentar dukungan dari warganet.

(C8N)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini