JFP dan Andre Rosiade: Internet Hadir, Tigo Lurah Melangkah Jadi Motor Ekonomi Baru Solok

Crew8 News Solok – Bertahun-tahun lamanya, Kecamatan Tigo Lurah di Kabupaten Solok hidup dalam keterasingan digital, warga Nagari Sumiso harus mendaki bukit, mencari pucuk pohon, atau berjalan jauh hanya untuk mendapatkan sinyal telepon, internet nyaris mustahil diakses, dalam keterbatasan itu, kehidupan berjalan lambat, terputus dari arus informasi dunia.

Namun Minggu, 6 September 2025, menjadi titik balik, Base Transceiver Station (BTS) diresmikan langsung oleh Anggota DPR RI Komisi VI Andre Rosiade bersama Bupati Solok H. Jon Firman Pandu, SH, dengan berdirinya menara sinyal ini, Tigo Lurah resmi meninggalkan label blankspot.

Suasana sukacita mewarnai peresmian, seorang ibu rumah tangga tak kuasa menahan lega.
“Dulu kami harus ke bukit mencari sinyal, sekarang cukup di rumah saja, anak-anak juga bisa belajar lebih mudah,” ujarnya.

Bagi pelajar, internet bukan lagi mimpi, mereka bisa mengakses materi daring, mengikuti kelas virtual, bahkan bercita-cita melanjutkan pendidikan ke kota tanpa khawatir ketinggalan, para pedagang kecil pun optimistis, produk yang dulu hanya dipasarkan dari mulut ke mulut, kini bisa dipromosikan lewat WhatsApp, Facebook, atau marketplace.

Bupati Solok, Jon Firman Pandu, menegaskan bahwa pembangunan tidak boleh hanya berfokus di pusat kota, Tigo Lurah harus ikut merasakan manfaat pembangunan.
“Ini bukti nyata perhatian pemerintah pusat dan daerah bagi masyarakat pelosok, infrastruktur komunikasi sangat penting untuk mendukung pendidikan, ekonomi, dan pelayanan publik, kita harap masyarakat Sumiso bisa memanfaatkan fasilitas ini dengan sebaik-baiknya,” kata Jon Firman Pandu.

Bupati menambahkan, akses digital adalah awal, selanjutnya, perbaikan jalan, transportasi, dan pengembangan UMKM akan menjadi agenda penting agar Tigo Lurah benar-benar menjelma sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru.

Andre Rosiade menekankan bahwa pembangunan BTS adalah bagian dari komitmen membebaskan Sumatera Barat dari keterisolasian digital.
“Tidak boleh ada lagi daerah yang terisolasi hanya karena ketiadaan sinyal, dengan hadirnya BTS di Sumiso, masyarakat bisa lebih mudah beraktivitas, terutama dalam pendidikan dan ekonomi digital,” ujarnya.

Menurut Andre, dengan internet, Tigo Lurah akan lebih cepat berkembang, potensi lokal yang selama ini tersembunyi, kini bisa dikenal luas, bahkan mendunia.

Kecamatan Tigo Lurah memiliki luas wilayah sekitar 347 km² dengan sebagian besar lahan berupa perbukitan dan hutan produktif, Potensi ekonomi utama meliputi:

Pertanian & Perkebunan
Tigo Lurah dikenal sebagai salah satu penghasil kopi terbaik di Kabupaten Solok, dengan cita rasa khas dataran tinggi, selain kopi, komoditas lain seperti kulit manis, pinang, dan kakao juga memiliki nilai jual tinggi, padi ladang dan jagung menjadi sumber pangan utama masyarakat.

Peternakan & Perikanan
Warga banyak memelihara sapi, kambing, dan unggas skala rumah tangga, sungai-sungai di Tigo Lurah juga berpotensi untuk pengembangan perikanan air tawar.

Hasil Hutan & Madu Hutan,
kawasan hutan Tigo Lurah menghasilkan kayu, rotan, serta madu hutan yang bernilai ekonomi tinggi, selama ini hasilnya sulit dipasarkan karena hambatan akses komunikasi dan transportasi.

Dengan topografi pegunungan dan hutan lebat, Tigo Lurah memiliki panorama indah yang cocok untuk ekowisata, tracking, dan wisata air terjun, potensi ini nyaris belum tersentuh promosi digital.

Dengan hadirnya jaringan internet, semua potensi tersebut bisa dipromosikan langsung oleh masyarakat, baik melalui media sosial maupun marketplace, sehingga memperluas pasar hingga ke luar daerah.

Peresmian BTS di Sumiso turut dihadiri tokoh penting daerah: Anggota DPRD Provinsi dan Kabupaten Solok, yakni Iskan Nofis, Hafni Hafiz, Tasman Putra, dan Nelson, hadir pula Ketua TP PKK Kabupaten Solok Ny. Nia Jon Firman Pandu, Kepala Dinas Kominfo Teta Midra, Camat Tigo Lurah Teddy Aurora, serta para wali nagari se-Kecamatan Tigo Lurah.

Kehadiran mereka memberi pesan kuat, tigo Lurah bukan lagi “anak pinggiran” dalam peta pembangunan Kabupaten Solok.

Bagi masyarakat Tigo Lurah, BTS bukan sekadar menara besi yang menjulang, ia adalah jembatan menuju dunia, simbol dari perubahan zaman, dari rumah, warga kini bisa mengakses pendidikan, membuka peluang usaha, hingga membangun jaringan sosial tanpa batas.

Peresmian BTS ini menandai babak baru, Tigo Lurah bersiap menjadi kawasan pertumbuhan ekonomi baru di Kabupaten Solok, dari keterisolasian menuju kemandirian, dari keterbatasan menuju peluang.

Jika dulu Tigo Lurah dikenal karena sunyi dan sulit sinyal, kini ia mencatat sejarah baru, sebuah kecamatan yang bangkit dengan akses digital, membuka jalan bagi kemajuan pendidikan, ekonomi, dan pariwisata, serta memperkuat posisi Kabupaten Solok di era digital.

(C8N)

#senyuman08

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini