Dari Subek ke Syamsul Bahri: Kisah Tobat Seorang Pecandu yang Kini Candu Ibadah

Crew8 News Padang – Langkahnya ringan menapaki lantai dingin Masjid Al-Munawarah Berok, baju gamis putih lusuh melekat di tubuhnya, serban kecil menutupi kepala, sementara wajahnya memancarkan ketenangan yang dulu mustahil terlihat, dialah Syamsul Bahri, atau yang akrab dipanggil “Subek”, seorang mantan pecandu sekaligus pengedar narkoba yang kini menjadikan jalan dakwah sebagai pegangan hidup.

“Dulu, jangankan masuk masjid, lewat di depannya saja saya malas, tapi sekarang, justru masjid inilah rumah kedua saya,” kata Subek, sembari tersenyum.

Masa lalu Subek penuh kelam, bertahun-tahun ia berkubang dalam dunia narkoba, menjadi bagian dari lingkaran hitam yang menggerogoti hidupnya, ia tak hanya mengonsumsi, tapi juga mengedarkan, uang memang datang, tapi batin kian kosong.

Titik balik itu datang secara tak terduga, seorang sahabat lama yang lebih dulu bergabung dalam Jamaah Tabligh menemuinya. “Ayo ikut keluar tiga hari, sekadar coba saja. Siapa tahu hati jadi tenang,” ajak sahabatnya kala itu.

Ajakan sederhana itu ia sambut dengan ragu, namun, dalam perjalanan khuruj pertamanya, Subek merasakan sesuatu yang tak pernah ia temukan sebelumnya, ketenangan. “Saya melihat orang-orang sederhana, makan seadanya, tidur di masjid, tapi wajah mereka penuh cahaya, saya iri. dari situlah hati saya mulai tersentuh,” ungkapnya.

Keputusan meninggalkan narkoba bukan perkara mudah, lingkungan lama terus menghantui, ajakan kawan sepergaulan lama silih berganti, bahkan godaan materi membuatnya nyaris goyah.

“Berat sekali, terutama di awal, badan masih mencari-cari barang haram itu, tapi saya yakinkan diri, kalau Allah sudah kasih hidayah, jangan saya sia-siakan,” ucapnya.

Strategi Subek jelas, menjauh total dari lingkaran lama, menggantinya dengan lingkungan baru di markas Jamaah Tabligh, Masjid Al-Munawarah, dari situlah ia belajar shalat berjamaah, berdakwah dari kampung ke kampung, bahkan keluar kota untuk mengajak orang lain mendekat pada Allah.

Hari-hari Subek kini diwarnai kesibukan dakwah, ia rutin mengikuti khuruj, meluangkan waktu untuk mendengar ceramah, dan berinteraksi dengan jamaah yang membimbingnya, jika dulu tubuhnya lemas karena narkoba, kini tubuhnya kuat untuk tahajud di sepertiga malam.

“Memang berat di awal, tapi lama-lama ibadah itu bikin nagih, kalau sehari saja tak ke masjid, hati saya resah, inilah candu baru saya, candu ibadah,” katanya sambil tersenyum lebar.

Bagi jamaah Masjid Al-Munawarah, Subek menjadi contoh nyata bahwa siapa pun bisa berubah, ia sering diminta bercerita kepada anak muda yang mulai terseret pergaulan bebas, kisahnya menjadi bukti bahwa gelapnya masa lalu bukanlah akhir, melainkan jalan menuju cahaya jika hati terbuka menerima hidayah.

“Allah itu Maha Pengampun, selama kita mau taubat sungguh-sungguh, pasti ada jalan. Saya ini buktinya,” tutupnya.

(C8N)

#senyuman08

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini