Crew8 News- Agam , – Ratusan siswa di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, dilaporkan mengalami gejala keracunan usai menyantap menu *Makan Bergizi Gratis (MBG)* pada Rabu, 1 Oktober 2025. Kasus ini sontak mengundang perhatian berbagai pihak, termasuk *Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI) Cabang Kabupaten Agam*, yang mendesak evaluasi menyeluruh terhadap program tersebut.
Menurut data Dinas Kesehatan setempat, korban yang tercatat mencapai *119 orang*, terdiri dari siswa tingkat TK, SD, SMP, hingga SMA. Dari jumlah itu, *20 orang masih dirawat* di RSUD Lubuk Basung, sementara lainnya menjalani perawatan jalan. Gejala yang dialami korban antara lain mual, muntah, pusing, dan sakit perut setelah menyantap menu nasi goreng yang dibagikan oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Nagari Kampung Tangah, Kecamatan Lubuk Basung.
Pemerintah Kabupaten Agam telah menghentikan sementara operasional dapur SPPG tersebut. Kasus ini juga ditetapkan sebagai *Kejadian Luar Biasa (KLB)* sampai penyebab pasti ditemukan. Sampel makanan sudah dikirim ke laboratorium untuk diteliti, sementara dapur penyedia MBG disorot karena belum sepenuhnya memenuhi standar laik higiene dan sanitasi.
Ketua SEMMI Cabang Kabupaten Agam, *Muhammad Anis Muharram*, menyampaikan keprihatinan mendalam atas musibah ini. Ia menegaskan bahwa program MBG semestinya menjadi upaya menyehatkan generasi, bukan malah menimbulkan ancaman baru.
> “Kami dari SEMMI Agam mendesak pemerintah daerah untuk melakukan investigasi secara transparan dan menindak tegas pihak yang lalai. Semua dapur MBG harus diaudit ulang agar benar-benar memenuhi standar keamanan pangan. Korban juga harus mendapat jaminan kesehatan penuh dan kompensasi jika terjadi dampak jangka panjang,” ujarnya.
Lebih lanjut, SEMMI Agam menilai bahwa kasus ini menjadi alarm penting untuk memperbaiki pelaksanaan MBG di seluruh Sumatera Barat. Prosedur penyajian, pengawasan bahan makanan, hingga distribusi harus diperketat, mengingat yang menjadi sasaran program ini adalah anak-anak sekolah.
> “Kami siap terlibat dalam mengawal evaluasi program MBG, baik melalui advokasi, edukasi pangan sehat, maupun pengawasan bersama masyarakat. SEMMI percaya bahwa dengan sinergi mahasiswa, masyarakat, dan pemerintah, tragedi seperti ini bisa dicegah di masa mendatang,” tambah Anis.
SEMMI Agam mengajak seluruh elemen masyarakat untuk tetap tenang, namun waspada, serta aktif mendukung langkah pencegahan dan perbaikan yang dilakukan pemerintah. Semoga kejadian ini menjadi pelajaran berharga agar program gizi pemerintah benar-benar memberikan manfaat bagi anak bangsa.
(C8N)
#senyuman08