Di Tengah Kontroversi, Kilau Prestasi dari Matras: Yusma Deswita Harumkan Nama Solok dan Sumatera Barat

Dari Keluarga Sederhana di Cupak – Solok Menembus Panggung Nasional Hingga Internasional

Padang, Crew8 News
Di tengah riuhnya kontroversi yang kerap menyeruak di Kabupaten Solok, secercah kebanggaan muncul dari dunia olahraga. Kali ini bukan soal jabatan atau proyek, melainkan tentang semangat juang seorang putri daerah,Yusma Deswita, atlet gulat perempuan yang berhasil mengharumkan nama Sumatera Barat dan tanah kelahirannya, Cupak, Kabupaten Solok.

Prestasinya membuat publik sejenak berhenti dari hiruk-pikuk isu politik dan birokrasi. Mereka larut dalam kebanggaan, menyaksikan bagaimana gadis sederhana dari nagari kecil mampu berdiri sejajar dengan para juara nasional.

Yusma lahir dan besar di tengah keluarga sederhana. Tak ada gemerlap fasilitas, hanya semangat dan doa orang tua yang menuntunnya. Dari tanah Cupak yang tenang, ia memulai perjalanan panjang menuju gelanggang nasional.

Tekad itu membawanya menekuni olahraga bela diri gulat, cabang yang menuntut kekuatan fisik, fokus, dan keteguhan mental. Hari demi hari ia habiskan di atas matras, mengasah teknik, menahan sakit, dan menjemput mimpi.

Kerja keras itu berbuah manis. Dalam satu dekade terakhir, Yusma menjelma menjadi salah satu pegulat terbaik Indonesia. Sederet prestasi nasional dan internasional ia torehkan dengan konsistensi luar biasa:

Medali Emas PON 2025 di Kudus
Emas POMNAS 2023 di Kalimantan Selatan
Perunggu PON Aceh–Sumut 2024
Emas Kejurnas 2022–2025 (empat tahun berturut-turut)
Juara 3 Open Turnamen di Kamboja 2023

Dari gelanggang Kudus hingga Kamboja, nama Yusma Deswita berkibar sebagai simbol ketangguhan dan dedikasi. Ia bukan hanya juara di atas matras, tetapi juga teladan dalam disiplin dan kerendahan hati.

Baru-baru ini, Yusma kembali mencatatkan sejarah pribadi. Ia resmi menyandang gelar Sarjana Teknik (S.T.) dari Universitas Putra Indonesia (UPI) YPTK Padang, dan menerima penghargaan serta hadiah uang tunai Rp10 juta dari pihak kampus atas prestasinya.

Pihak universitas menyebut Yusma sebagai simbol sinergi antara pendidikan dan olahraga.

“Ia membuktikan bahwa juara sejati bukan hanya di arena pertandingan, tetapi juga di ruang akademik,” ungkap perwakilan UPI Padang dalam sambutannya.

Momen wisuda itu pun diselimuti rasa bangga. Papan bunga ucapan selamat membanjiri halaman kampus, termasuk dari Pimpinan dan Anggota Komisi V DPRD Provinsi Sumatera Barat. Sebuah pengakuan bahwa perjuangan Yusma tak hanya milik dirinya, tetapi juga kebanggaan bersama masyarakat Sumbar dan Solok.

Meski telah meraih begitu banyak medali, Yusma belum berhenti bermimpi. Ia kini menatap PON 2028 di NTB–NTT, dengan target merebut kembali emas, serta membuka jalan untuk berlaga di SEA Games, membawa nama Indonesia ke pentas internasional.

Di saat banyak kabar dari Solok berisi silang pendapat, polemik, dan kontroversi, kisah Yusma Deswita menjadi jeda yang menyejukkan. Ia mengingatkan publik bahwa masih ada hal-hal yang pantas dirayakan, kerja keras, kejujuran, dan kebanggaan atas prestasi nyata.

Dari keluarga sederhana di Cupak, ia menaklukkan matras nasional dan meraih toga sarjana. Dari tanah Solok, ia menanamkan pesan bahwa juara sejati adalah mereka yang berani melawan keterbatasan, dengan tekad dan cinta terhadap apa yang dikerjakan.

Dan hari ini, ketika nama Yusma Deswita disebut, Solok bukan sedang membicarakan kontroversi ,
melainkan sebuah kebanggaan yang tumbuh dari kesederhanaan dan berbuah prestasi.

(C8N)

#senyuman08

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini