1 (satu) orang dinyatakan meninggal dan 1 (satu) orang belum ditemukan akibat tenggelamnya Kapal Motor (KM) Alis Mulia 03 di perairan Tobelo Kabupaten Halmahera Utara, dari data penumpang dan korban KM Alis Mulia sebanyak 192 orang, berhasil diselamatkan 190 orang, sedangkan 1 orang korban meninggal dunia, Devano (4th), warga Desa Meti, Kecamatan Tobelo Barat dan satu orang korban belum di temukan adalah Abdul Waris Hadi (80Th).
Halut, BhayangkaraUtama.id | Kapal Motor (KM) Alis Mulia 03, tenggelam di perairan Tobelo Kabupaten Halmahera Utara, diduga kuat kapal overload kapasitas sehingga tidak memadai yang menjadi penyebab utama tenggelamnya kapal motor dengan tujuan dari Kecamatan Maba Halmahera Timur menuju Tobelo Halmahera Utara tersebut, Sabtu (14/12/ 2024) sekira pukul 22.40 WIT.
Kasi Humas Polres Halut, AKP Kolombus Guduru, dalam rilisnya mengatakan, “Setelah mendapatkan informasi dari anggota Pos jaga KPPP (KP3) Pelabuhan Tobelo, Personil Polres Halmahera Utara langsung menuju ke Pelabuhan Tobelo guna memonitoring dan mengumpulkan bahan keterangan terkait peristiwa tenggelamnya KM Alis Mulia 03 tersebut,” terangnya.
Dari hasil identifikasi yang dilakukan Tim Polres Halmahera Utara disebutkan, KM. Alis Mulia 03 normalnya berkapasitas penumpang 100 (Seratus) Orang, namun penumpang yang ada didalam Kapal terdata sebanyak 184 (Seratus Delapan Puluh Empat) orang.
“Kapasitas Barang KM. Alis Mulia normalnya berjumlah ± 40 Ton (600 Koli Kopra), sedangkan yang dimuat di Kapal ± 60 Ton (900 Koli Kopra), sementara GT (Gross Ton), ukuran volume internal Kapal yang dihitung dari semua ruangan tertutup Kapal melebihi kapasitas,” jelasnya.
Dari keterangan saksi korban tenggelamnya KM Alis Mulia 03, Subhan Hadi (43) warga desa Patlean Kecamatan Maba Utara Kabupaten Halmahera Timur, bahwa Pada pukul 14.00 WIT, “KM Alis Mulia 03 berangkat dari Desa Patlean menuju ke Tobelo dan pada sekitar pukul 18.00 WIT, karena ombak yang besar airpun masuk ke dalam kapal namun kami tidak bereaksi apa-apa karena ada Alkon dari Kapal yang dapat membuang air dari dalam Kapal tersebut, namun dalam perjalanan tiba-tiba 2 (Dua) alkon dari kapal itu mati,” tuturnya.
“Pada saat itu saya langsung mengecek ke tempat penampungan muatan dan saya melihat sebagian kopra sudah terendam air, saya langsung pergi ke tempat Kapten kapal dan meminta agar menghubungi KPLP, Syahbandar, Basarnas dan Pol Air untuk secepatnya datangkan pertolongan, setelah dari tempat Kapten Kapal, saya pergi ke tempat penumpang dan menghimbau agar seluruh penumpang agar memakai pelampung,” jelas Subhan.
“Kami sempat membuang muatan (Kopra) dari kapal untuk meringankan beban di kapal dan kapten Kapal pun berinisiatif untuk menabrakkan kapal ke karang di depan Desa Tagalaya karena kedalaman air hanya sebatas dada orang dewasa dan kemungkinan besar keselamatan penumpang masih terjamin,” kenangnya.
“Sekitar pukul 22.00 WIT, sebuah Speedboat datang membawa alkon ke kapal karena ada awak kapal yang menghubungi saudaranya di Desa Tagalaya untuk meminta bantuan sehingga mereka membawakan alkon ke kapal namun usaha tersebut tidak membuahkan hasil,” ucap Subhan.
“Karena usaha tersebut tidak membuahkan hasil, saya dan beberapa korban di evakuasi menuju ke Pelabuhan Tobelo, sedangkan korban yang lain menyelamatkan diri ke bibir pantai Desa Tagalaya dengan cara berenang dan ada juga yang berjalan melewati karang-karang dikarenakan pada saat itu air sedang surut dan jarak antara kapal karam dengan bibir pantai Desa Tagalaya pun kurang lebih 100 meter sehingga mereka menyelematkan diri kesana,” terangnya.
“Sesampainya kami di Pelabuhan Tobelo, kami langsung meminta bantuan ke KPLP dan anggota jaga Pos KPPP untuk melakukan evakuasi dan tidak berselang lama sekitar pukul 22.30 WIT, tim evakuasi yang terdiri dari Polairud, Basarnas dan TNI AL menuju ke tempat kejadian untuk mengevakuasi korban” pungkas Subhan.
Pengevakuasian dilakukan sebanyak 5 kali mulai dari pukul 22.30 WIT sampai dengan pukul 01.00 WIT, dengan menggunakan, 3 (Tiga) Unit Speedboat, 1 (Satu) Unit Kapal KM. Citra Bahari, 1 (Satu) Unit Perahu Karet. (Robi Pangemanan/red)