Crew8 News,Padang, – Tidak banyak yang mampu menjaga garis lurus dalam hidup, apalagi ketika kekuasaan dan kesempatan kerap menggoda, tapi AKBP (Purn) Rahmad Natun.SH.MH membuktikan bahwa integritas bukan sekadar kata, ia adalah prinsip yang dihidupi, bahkan setelah purna tugas dari institusi tempat ia mengabdi puluhan tahun, Kepolisian Republik Indonesia.
Kini, setelah menggantung seragam cokelatnya, pria kelahiran kota Padang ini memilih mengenakan toga hitam, Ia tidak sekadar pensiun, ia bertransformasi, dari penyidik menjadi pembela, dari aparat negara menjadi advokat yang berdiri di sisi masyarakat pencari keadilan.
“Pensiun itu cuma status administratif, Jiwa saya tetap Bhayangkara, penegak hukum,” ujarnya mantap, di sela aktivitasnya dalam program magang di kantor advokat Mevrizal Law Office tempat ia kini berkiprah, sembari menunggu pelantikan advokat di bawah naungan Peradi Sumatera Barat.
Karier panjang Rahmat Natun di kepolisian identik dengan reserse, Ia tumbuh dan matang dalam dunia kriminalistik, di Polres bukit tinggi , Padang Panjang dan Solok Kota, namanya lekat dengan pengungkapan kasus-kasus besar, Kepiawaiannya membaca motif, mengurai fakta, dan membangun konstruksi hukum membuatnya dipercaya naik ke Polda Sumbar, di sana, ia menempati pos strategis, Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Direskrimsus) dan direktorat reserse kriminal umum (Ditreskrimun).
“Reserse itu bukan hanya soal kejar-mengejar penjahat, Itu soal nurani, bagaimana hukum tak hanya tajam ke bawah,” katanya.
Rekam jejaknya di Reskrimsus memperlihatkan ketegasan menghadapi kejahatan kerah putih, sementara di Ditreskrimun, ia menunjukkan ketekunan dalam mengawal aspek pidana umum, Kombinasi ini yang kini ia bawa dalam dunia advokat, tajam di lapangan, dalam, dalam nalar hukum.
Alih profesi ke dunia advokat bukan karena keinginan pensiun yang tenang, Sebaliknya, ia merasa masih banyak yang harus disuarakan.
“Saya ingin hukum hadir lebih merata, banyak masyarakat kecil yang tidak tahu ke mana harus melapor, Saya ingin hadir di situ,” ujarnya.
Sebagai advokat yang masih dalam masa magang, Rahmad Natun bukan sekadar menambahkan gelar ‘SH’MH di balik namanya, Ia benar-benar terjun, mendampingi masyarakat, memberi edukasi hukum, bahkan ikut aktif dalam diskusi kebijakan, Baginya, toga hitam adalah perpanjangan tangan dari idealisme yang dulu ia jalani sebagai polisi.
Semangat Rahmad Natun tetap membara, Ia rutin menghadiri sidang, ikut diskusi hukum bersama kantor hukum Mevrizal SH MH Law Office.
“Saya tidak sedang meniti karier, saya sedang menjaga warisan nilai,” katanya, dengan nada yang tak bisa disangkal, ini panggilan jiwa.
Dalam dunia yang sering abu-abu, sosok seperti Rahmad Natun menjadi penanda bahwa masih ada yang menjaga terang, Ia adalah gambaran bahwa pengabdian sejati tak punya tanggal kedaluwarsa, dari seragam ke toga, dari kantor polisi ke meja peradilan, Rahmat Natun tetap pada satu jalan, menegakkan hukum dengan hati dan keberanian.
(C8N)
#advokat #PERADI