Amran Sulaiman dan “Operasi Besar” di Bulog: Jalan Terjal Menuju Swasembada

Crew8 News, Lumajang, Jawa Timur – Di bawah tenda putih yang berdiri tegak di tengah hamparan kebun tebu Lumajang, suara Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menggema lantang. Pidatonya tak biasa.

Ia bicara bukan sekadar angka produksi atau rencana pupuk, tapi tentang satu hal besar yang mengguncang tubuh birokrasi pangan, reformasi total di Perum Bulog.

“Seluruh direksi dan jajaran Bulog kami ganti. Semuanya,” ujar Amran di hadapan ratusan petani dan pelaku industri gula, Selasa (10/6), dalam acara bertajuk Menuju Swasembada Gula & Ketahanan Energi. “Hasilnya? Kinerja naik 2.000 persen.”

Angka itu bukan sekadar klaim, melainkan penanda betapa besar operasi yang tengah dilakukan pemerintah dalam membenahi sektor pangan.

Di balik gebrakan tersebut, berdiri sosok Presiden Prabowo Subianto yang, menurut Amran, memberi arahan langsung, perkuat pertanian, amankan pangan, dan ciptakan energi dari dalam negeri.

Langkah awal dari perintah itu dimulai dengan mengguncang institusi yang selama ini menjadi tulang punggung distribusi pangan nasional.

Tidak ada kompromi. Direksi Bulog yang lama diganti, kebijakan lama disapu bersih, Yang bertahan hanya satu, target besar bernama swasembada.

“Ini bukan soal pencitraan, ini soal kedaulatan bangsa,” tegas Amran.

Pidato Amran tak berhenti di Bulog. Ia berbicara tentang tebu, tentang gula yang bukan hanya untuk pemanis teh pagi, tetapi sebagai sumber energi. Pemerintah, katanya, tengah mendorong konversi bioetanol sebagai solusi krisis bahan bakar, sekaligus peluang bagi petani untuk naik kelas.

“Negara-negara maju sudah melakukannya. Indonesia harus berani mengejar. Gula bukan hanya untuk konsumsi, tapi juga untuk ketahanan energi,” tambahnya.

Acara di Lumajang hari itu bukan sekadar seremoni. Ia menjadi panggung untuk menggambarkan babak baru pertanian Indonesia—yang tak hanya mengejar panen, tapi juga membangun sistem.

Namun jalan menuju swasembada tak pernah mulus. Amran menyadari itu. Ia mengakui banyak tantangan: alih fungsi lahan, distribusi yang tak merata, hingga mental birokrasi lama yang enggan berubah. Tapi dengan tim baru, semangat baru, dan tekanan dari pucuk kekuasaan, ia optimistis lompatan besar bisa dicapai.

“Ini baru permulaan. Kami akan lanjutkan reformasi ke sektor-sektor lain. Kita tidak bisa lagi main-main dengan pangan. Ini urusan hidup mati bangsa,” pungkasnya.

Langit Lumajang sore itu mendung, tapi semangat Amran dan agenda pemerintah di bidang pangan justru sedang cerah-cerahnya. Dari kebun tebu inilah, Indonesia mencoba menulis ulang kisah ketahanannya.(C8N)

#amran Sulaiman

#swasembada tebu

#ketahanan energi

#mentan RI

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini