Crew8 News,Tanah Datar ,- Di tengah udara sejuk perbukitan Batipuh, suara gemericik air dan semilir angin membawa aroma tanah yang lestari.
Nagari Andaleh, salah satu nagari tua di Kabupaten Tanah Datar, perlahan tapi pasti menjelma menjadi benteng pertahanan perubahan iklim di akar rumput, kamis (19/6/2025), semangat itu diuji saat tim verifikator Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) datang menilai langsung pelaksanaan Program Kampung Iklim (ProKlim) Lestari.
Di balik seremoni yang dibuka oleh Wakil Bupati Tanah Datar Ahmad Fadly, S.Psi, ada kerja kolektif selama bertahun-tahun yang tak banyak diketahui publik, gerakan menanam pohon, komposting skala rumah tangga, bank sampah yang dikelola pemuda, konservasi air, hingga edukasi ke pelajar tentang pentingnya menjaga bumi.
“Bagi kami, ini bukan sekadar penghargaan, tapi bagian dari cara hidup,” ujar Rina Yuliza, Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Andaleh yang sejak 2021 mengembangkan kebun organik bersama ibu-ibu nagari.
Wabup Fadly dalam sambutannya menyebut bahwa semangat warga Andaleh adalah contoh ideal dari visi pemerintah dalam adaptasi dan mitigasi iklim.
Ia menegaskan pentingnya gerakan lokal sebagai penyangga dari dampak perubahan iklim global.
“Nagari Andaleh telah menunjukkan bahwa perubahan dimulai dari komunitas. Inilah wujud nyata ProKlim di Tanah Datar,” katanya.
Sementara itu, Ir. Tri Widayati, Deputi Bidang Lingkungan Hidup KLHK, menekankan bahwa penilaian tidak hanya berdasar data administratif.
“Kami datang bukan mencari data di atas kertas, tapi aksi nyata, bagaimana masyarakat mengurangi risiko bencana, menghemat air, dan membangun kesadaran kolektif,” jelasnya.
Nagari Andaleh adalah satu dari sedikit wilayah di Sumatera Barat yang masuk nominasi ProKlim Lestari 2025, penghargaan bergengsi KLHK untuk komunitas yang telah secara konsisten melaksanakan aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim selama lebih dari tiga tahun berturut-turut.
Di sinilah kekuatan narasi Andaleh terbangun, Mereka bukan sekadar “ikut program”, tetapi mengakar kuat dalam filosofi
“alam takambang jadi guru.”
Dari pelestarian sumber mata air hingga inovasi energi terbarukan menggunakan tenaga surya di balai nagari, semua dilakukan secara swadaya dan gotong royong.
“Kami tidak menunggu proyek datang. Kami bergerak dulu, karena bumi tak bisa menunggu,” tegas Yusuf Datuak Rajo Nan Hitam, tokoh adat setempat.
Program ProKlim juga memberi ruang bagi penguatan kebijakan lokal.
Wabup Fadly menyebut pentingnya menyelaraskan RPJMN dengan RPJMNag (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nagari) agar kebijakan lingkungan tidak berhenti di level nasional, tapi menembus hingga nagari-nagari.
Verifikasi dari tim KLHK menjadi babak penting, tapi bukan akhir, Sebab, seperti disampaikan Tri Widayati, “ProKlim bukan lomba, tapi perjalanan panjang untuk menyelamatkan masa depan.”
Nagari Andaleh telah memulainya — dan barangkali, diam-diam, menginspirasi Indonesia.
(YP)
#tanah datar #klhk #andaleh