BAZNAS Tanah Datar di Rakornas 2025: Sinergi Pusat dan Nagari Perkuat Peran Zakat

Crew8 News Jakarta – Aula Rakornas BAZNAS 2025 dipenuhi ratusan tokoh zakat dari seluruh Indonesia, diskusi serius, ide-ide besar, dan semangat kebersamaan mewarnai forum tahunan ini, namun, di antara hiruk-pikuk gagasan nasional, suara dari Tanah Datar menghadirkan cerita berbeda, zakat yang bukan sekadar teori, melainkan telah menjadi denyut kehidupan di nagari.

Ketua BAZNAS Tanah Datar, Dr. Yasmansyah, dengan tenang menyampaikan pandangannya.

“Zakat tidak bisa lagi berjalan sendiri-sendiri, harus ada sinergi dari pusat hingga nagari, agar zakat benar-benar hadir sebagai solusi nyata bagi problem kemiskinan,” ucapnya, menegaskan bahwa zakat adalah jalan kebersamaan.

Bagi sebagian orang, zakat mungkin identik dengan santunan setiap Ramadhan tetapi di Tanah Datar, zakat sudah berubah wajah, ia hadir dalam bentuk beasiswa yang menyelamatkan anak-anak miskin dari putus sekolah, modal usaha untuk pedagang kecil di pasar nagari, hingga bantuan produktif bagi petani yang kesulitan membeli pupuk.

Di Nagari Sungayang, misalnya, seorang ibu rumah tangga penerima bantuan zakat kini bisa mengembangkan usaha kue tradisional, dari penghasilan kecil yang dulunya tak cukup, kini ia mampu menyekolahkan anaknya hingga SMA. Dari mustahik, perlahan ia bergerak menuju muzaki.

“Kalau zakat dikelola dengan integritas dan profesional, ia bukan hanya menolong orang bertahan hidup, tetapi membuka jalan bagi kemandirian, itu misi besar yang kita bawa dari Tanah Datar,” tegas Yasmansyah.

Capaian ini bukan sekadar angka, BAZNAS Tanah Datar mencatat, ada penerima zakat yang berhasil bertransformasi menjadi pemberi zakat, perubahan status ini tidak hanya mengangkat martabat mustahik, tetapi juga menegaskan bahwa zakat bisa memutus rantai kemiskinan.

“Di beberapa nagari, kita sudah melihat mustahik yang kini berubah status menjadi muzaki, inilah bukti nyata bahwa zakat mampu mengangkat derajat manusia,” tambahnya.

Bagi masyarakat Luhak Nan Tuo, zakat bukan sekadar kewajiban agama, ia adalah bagian dari falsafah adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah, zakat menjadi sarana menjaga marwah adat sekaligus mengokohkan sendi keadilan sosial.

Melalui BAZNAS, semangat adat dan agama dipadukan dalam program pemberdayaan, nagari dijadikan basis distribusi agar zakat tepat sasaran, transparan, dan memberi efek nyata.

Rakornas BAZNAS 2025 memang digelar di Jakarta, namun gema yang paling kuat datang dari daerah, dari nagari-nagari yang membuktikan bahwa zakat mampu menjadi motor perubahan.

Dari Tanah Datar, Yasmansyah membawa pesan sederhana namun mendalam, zakat adalah kekuatan, bukan sekadar kewajiban, dengan sinergi pusat dan daerah, dengan pengelolaan profesional dan integritas, zakat bisa menjadi jalan nyata untuk mengentaskan kemiskinan, dari Jakarta hingga ke pelosok nagari.

(nano Bojes)

#senyuman08

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini