Cold Storage Jadi Harapan Baru Pengembangan Mina Padi di Kabupaten Solok

Crew8 News Solok – Harapan untuk menghidupkan kembali program mina padi di Kabupaten Solok mulai mencuat setelah Gapoktan Cupak sepakat mengusulkan kebutuhan cold storage kepada Dinas Perikanan dan Pangan. Usulan ini langsung diterima oleh Kepala Dinas, Syoufitri, yang menegaskan bahwa aspirasi petani akan ditindaklanjuti dengan kajian teknis, koordinasi lintas sektor, dan penyampaian kepada Bupati sebagai bahan kebijakan.

Gapoktan Cupak sepakat bahwa tanpa dukungan teknologi penyimpanan, mina padi sulit berkembang. Mereka menilai salah satu kendala utama petani selama ini adalah pemasaran hasil ikan yang masih bergantung pada toke tradisional. Pola itu membuat hasil panen tidak bisa dibeli sekaligus, sehingga petani harus menyiapkan kolam penampungan tambahan saat padi mulai dikeringkan. Akibatnya, panen ikan dilakukan berulang-ulang dan menimbulkan tingkat kematian ikan cukup tinggi, mencapai 15–20 persen.

“Kalau pola ini terus berlangsung, kerugian petani sulit dihindari. Karena itu, kami di Gapoktan Cupak sepakat mendorong adanya cold storage agar petani bisa panen sekali angkat, menyimpan hasil lebih lama, sambil menunggu pembeli besar atau harga yang lebih stabil,” ujar salah seorang pengurus Gapoktan Cupak.

Menanggapi usulan tersebut, Kadis Perikanan dan Pangan Kabupaten Solok, Syoufitri, menilai bahwa keberadaan cold storage memang menjadi salah satu opsi solusi yang patut dipertimbangkan.
“Dengan fasilitas penyimpanan, petani tidak perlu menjual ikan dengan tergesa. Mereka bisa menyimpan hasil panen, menunggu harga yang lebih baik, dan mengurangi risiko kematian ikan akibat panen berulang. Ini akan meningkatkan daya tawar sekaligus margin keuntungan petani,” jelasnya.

Ia menambahkan, hampir seluruh areal persawahan di Kabupaten Solok sebenarnya sangat potensial untuk pengembangan mina padi. Namun agar berhasil, perlu ada dukungan teknologi pasca panen, kajian kadar air tanah, serta kesesuaian varietas padi dengan bibit ikan. “Kami akan koordinasikan hal ini dengan Dinas Pertanian. Aspirasi Gapoktan Cupak tentu kami serap dan akan kami sampaikan ke Bupati sebagai bahan kebijakan ke depan,” pungkas Syoufitri.

Dari sisi ekonomi, peluang peningkatan pendapatan petani melalui mina padi dengan dukungan cold storage dinilai sangat besar. Data Dinas Perikanan dan Pangan menunjukkan, rata-rata sawah mina padi bisa menghasilkan 300–400 kilogram ikan per hektare per musim tanam, selain panen padi itu sendiri.

Jika hanya 1.000 hektare sawah di Kabupaten Solok kembali dioptimalkan untuk mina padi, maka tambahan produksi ikan bisa mencapai 300–400 ton per musim. Dengan asumsi harga rata-rata Rp25.000 per kilogram, nilai tambah yang bisa diperoleh petani mencapai sekitar Rp7,5 hingga Rp10 miliar per musim tanam.

Angka ini belum termasuk hasil panen padi yang juga meningkat kualitasnya berkat ekosistem mina padi yang lebih ramah lingkungan, karena keberadaan ikan membantu mengendalikan hama secara alami.

Praktik keberhasilan integrasi cold storage dengan program mina padi sudah terlihat di beberapa daerah di Indonesia. Di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, misalnya, kelompok tani yang mengelola mina padi dengan dukungan fasilitas penyimpanan mampu menjual ikan ke pasar ritel modern dan restoran besar, sehingga harga lebih stabil dibanding bergantung pada pasar tradisional.

Sementara di Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan, penggunaan cold storage bahkan membuka peluang ekspor ikan air tawar ke luar daerah. Hasilnya, petani tidak hanya menikmati peningkatan pendapatan, tetapi juga memiliki kepastian pasar yang lebih luas.

“Pengalaman daerah lain membuktikan bahwa cold storage bukan sekadar fasilitas penyimpanan, tetapi juga jembatan bagi petani untuk masuk ke rantai pasok modern. Kabupaten Solok punya potensi yang sama, hanya perlu keberanian untuk berinvestasi pada teknologi ini,” ungkap seorang pemerhati pertanian lokal.

Dengan adanya kesepakatan Gapoktan Cupak dan respons positif dari Dinas Perikanan dan Pangan, harapan untuk menghidupkan kembali program mina padi di Kabupaten Solok semakin terbuka. Model kemitraan antara pemerintah, kelompok tani, dan pelaku pasar modern diyakini bisa menjadi jalan tengah agar potensi lahan sawah tidak hanya menghasilkan padi, tetapi juga ikan bernilai ekonomi tinggi.

Ke depan, jika cold storage benar-benar diwujudkan, petani Solok diharapkan tidak lagi hanya bergantung pada toke tradisional. Mereka bisa menata ulang strategi pemasaran, menjangkau pembeli lebih luas, dan pada akhirnya memperkuat ketahanan pangan sekaligus perekonomian daerah.

(C8N)

#senyuman08

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini