Dari Istano Pagaruyuang, Semangat Pelestarian Tumbuh Bersama Generasi Muda

Crew8 News, Tanah Datar – Suasana Istano Basa Pagaruyuang kembali hidup, bukan hanya oleh megahnya arsitektur warisan leluhur, tapi juga oleh tarian dan irama tradisi yang dipentaskan dengan penuh semangat oleh Sanggar Lereng Marapi.

Di balik semarak pertunjukan seni ini, tersimpan sebuah misi besar, menjaga budaya Minangkabau tetap bernyawa di tengah generasi baru.

Dukungan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat terhadap pelestarian budaya tidak hanya berhenti di tataran seremoni, Wakil Gubernur Sumbar, Vasko Ruseymi, menjadi salah satu tokoh yang menunjukkan political will nyata.

Sejak awal 2024, ia mendorong integrasi pendidikan budaya Minang ke dalam kurikulum sekolah menengah atas sederajat.

“Budaya bukan sekadar tontonan, ia harus menjadi bagian dari pendidikan karakter anak-anak kita,” ujarnya dalam berbagai kesempatan.

Namun, pendidikan formal saja tidak cukup, di luar sekolah, ruang-ruang ekspresi budaya bagi kawula muda masih terbatas.

Di sinilah Purnama Academy mengambil peran, Lembaga kreatif yang berbasis di Tanah Datar ini tidak hanya menjadi EO acara budaya, tapi juga penggerak semangat regenerasi seni Minang.

“Kami berharap ada regulasi yang mendorong event budaya masuk dalam kalender rutin daerah, bukan hanya festival besar, tapi juga ruang mingguan seperti di Istano Pagaruyuang ini,” ungkap Latifa, perwakilan Purnama Academy.

Bagi Latifa, pelestarian budaya harus dibarengi dengan kebijakan yang berpihak pada pelaku muda.

“Kalau sekolah sudah ada muatan lokalnya, di luar sekolah juga harus ada wadah, kalau bisa, ada Perda atau SK Bupati yang menjamin keberlangsungan ruang-ruang ekspresi ini,” tambahnya.

Pertunjukan seni mingguan di Istano yang digagas bersama DISPARPORA menjadi contoh nyata.

Sanggar Lereng Marapi, yang sebagian besar anggotanya adalah pelajar dan mahasiswa, tampil membawakan tarian-tarian klasik Minang seperti Tari Pasambahan dan Tari Piring, disusul kreasi kontemporer yang tetap berakar pada tradisi.

Para pengunjung tak hanya disuguhi tontonan, tapi juga diajak turut serta dalam sesi belajar menari, keterlibatan aktif inilah yang menjadi nilai tambah dari setiap kegiatan yang digagas Purnama Academy.

Dengan semangat gotong royong antara pemerintah, komunitas seni, dan pelaku kreatif, harapan untuk menjadikan budaya Minangkabau sebagai identitas hidup bukan hal mustahil.

“Kami tidak ingin budaya ini hanya dikenang, tapi juga dihidupi,” tutup Latifa

(Nano bojes)

#Sumbar #tanah datar # Pagaruyung # vasko Ruseymi

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini