Crew8 News, Solok – Embung Batang Bingung di Kelurahan Tanjung Paku, Kota Solok, yang dibangun dengan anggaran sekitar Rp20 miliar oleh Balai Wilayah Sungai Sumatera V (BWSS V), diduga mengalami kegagalan fungsi meski masih dalam masa pemeliharaan, Kebocoran besar di bagian pintu air hingga ketidaksesuaian teknis memicu kekecewaan masyarakat petani.
Ketua Kelompok Tani Lumbung Padi, Nasril In Dt. Malintang Sutan, secara terbuka menuding BWSS V abai dan tidak responsif terhadap laporan masyarakat, Ia menyebut pihak balai justru membela kontraktor pelaksana dan menyalahkan warga atas kerusakan yang terjadi.
“Yang kami sesalkan, BWSS V malah menyalahkan masyarakat dalam surat resmi mereka.
Padahal, kerusakan itu jelas akibat mutu pengerjaan, Rel besi untuk pintu air bengkok, lubang besar di bawah pintu hanya disumpal dengan karung semen. Ini proyek Rp20 miliar, bukan warung,” tegas Nasril saat mendampingi awak media meninjau lokasi, Jumat (13/6/2025).
Menurut Nasril, sejak tahap awal pembangunan sudah tampak indikasi ketidaksesuaian, mulai dari galian yang tidak maksimal, hingga sisa pepohonan di dasar embung yang tidak dibersihkan, yang paling fatal, kata dia, adalah konstruksi pintu air yang sudah rusak sebelum digunakan secara optimal.
“Pintu air tidak bisa difungsikan karena relnya bengkok, Kualitas material besi kami duga di bawah spesifikasi, Jika dari awal sudah rusak, wajar kami menduga ada permainan, Kami minta BWSS V transparan atau kami laporkan ke KPK,” katanya.
Nasril juga menyebut sudah bersurat resmi kepada BWSS V terkait kebocoran dan dugaan kerusakan struktur, namun tak ada respon yang memadai.
Bahkan hingga video bukti kebocoran dikirimkan ke Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) BWSS V, Dian Citra Adiwibowo, pada Minggu (15/6/2025), belum ada jawaban hingga berita ini diterbitkan.
Ironisnya, kerusakan ini memaksa kelompok tani kembali menggunakan irigasi lama, yang justru sebagian airnya kembali mengalir ke embung melalui gorong-gorong yang dibangun BWSS V.
“Kami sudah lelah, tapi kami tidak akan berhenti, Embung ini harapan petani sejak puluhan tahun lalu.
Kalau sampai ini gagal karena kelalaian BWSS V, maka lembaga ini harus bertanggung jawab secara hukum dan moral,” pungkas Nasril.
Hingga berita ini dirilis, pihak BWSS V Sumatera Barat belum memberikan klarifikasi resmi.(Rinal Dimas)