Crew8.News . Jakarta – Memperkuat sinergi lintas sektor melalui kolaborasi pentahelix dalam upaya penyelamatan pangan melalui Gerakan Selamatkan Pangan (GSP) terus diupayakan oleh Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA).
Tahun 2022 GSP dilakukan di Jabodetabek sebagai piloting, kemudian 12 provinsi pada 2023 dan 15 provinsi di tahun 2024. Pada tahun 2025 ini GSP dilakukan di 17 provinsi : Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara dan Papua.
“Gerakan Selamatkan Pangan (GSP) telah diinisiasi sejak tahun 2022 melalui strategi dua pendekatan utama yaitu 1) pencegahan sisa pangan melalui penetapan kebijakan dan sosialisasi/promosi/advokasi, dan 2) fasilitasi dan aksi penyelamatan pangan” ungkap Direktur Kewaspadaan Pangan NFA, Nita Yulianis saat menerima kunjungan Tim Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), di Jakarta, Jum’at (2/5/2025).
“Untuk pencegahan dilakukan dengan melakukan sosialisasi maupun promosi serta advokasi kepada masyarakat dan tentunya melalui penetapan kebijakan. Hingga saat ini sejumlah kepala daerah (14 provinsi dan 21 kab/kota) telah berkomitmen melalui instruksi maupun surat edaran kepala daerah tentang upaya penyelamatan pangan” papar Nita.
“Apabila masih ada kelebihan pangan yang masih layak dan aman dikonsumsi maka akan didonasikan, tentunya bekerjasama dengan bank pangan atau penggiat penyelamatan pangan untuk didistribusikan kepada penerima manfaat setelah dipastikan memenuhi keamanan pangan” lanjutnya.
Lebih lanjut, Direktur Kewaspadaan NFA tersebut juga menyebutkan bahwa upaya penyelamatan pangan ini tidak bisa dilakukan oleh NFA sendiri namun harus melalui kolaborasi pentahelix.
“Kolaborasi pentahelix ini melibatkan lima unsur utama : akademi, bisnis, komunitas, pemerintah, serta media guna mendukung terciptanya sistem pangan yang berkelanjutan, efisien, dan inklusif,” tuturnya.
Hingga saat ini NFA telah melakukan upaya kolaboratif dengan sejumlah donatur pangan berlebih (hotel, retail, restoran, industri pangan) dan bank pangan/penggiat penyelamatan pangan di wilayah Jabodetabek dan telah dilakukan penyelamatan pangan 87.7 ton sejak 2022 hingga kini.
Wakil Ketua Umum KADIN Bidang SDG & ESG, Elin Sritaba menyampaikan terkait isu sampah makanan. “Ini merupakan tindaklanjut dari pertemuan saya sebelumnya dengan Kepala NFA di KADIN, beliau menyampaikan banyaknya isu terkait sampah makanan khususnya di Jakarta, dan berharap kami bisa membantu solusi-solusi dalam penanganan sampah tersebut” jelasnya.
“Kami informasikan bahwa terkait ekonomi sirkular, upaya-upaya awal telah dilakukan di Bali sebagai wilayah pilot tapi masih terdapat kendala seperti pemahaman bahwa sampah itu urusannya pemerintah sehingga perlu adanya dorongan dari pemerintah” kata Elin.
Pada kesempatan tersebut,
Co-Founder Z Bio, Fredric Tanuwijoyo yang turut hadir pada pertemuan tersebut sangat mendukung pemerintah dalam upaya ketahanan pangan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan peternak melalui penerapan ekonomi sirkular pada sampah makanan yang diolah menjadi pupuk dan pakan ternak.
“Kami mengolah sampah makanan dari hotel dan restoran, dimana hasilnya berupa pakan ayam petelur yaitu maggot. Maggot mengandung antimicrobacterial yang sangat berguna untuk kesehatan ayam sehingga pakan ternak yang dihasilkan akan memberikan dampak positif yaitu sampah yang masuk ke TPA semakin sedikit serta mengurangi ketergantungan akan pakan impor dan ini akan sangat mendukung ekonomi sirkuler” jelas Fredrik(IST)