Harga Beras Naik Meski Produksi Melonjak, Mentan: Ada Permainan!

Crew8 News, Jakarta, — Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat harga beras mengalami kenaikan 2,37% secara tahunan (year-on-year/YoY) pada Mei 2025, meski secara bulanan turun tipis 0,01% dibanding April 2025. Kenaikan lebih signifikan terjadi di tingkat grosir dan eceran, baik secara tahunan maupun bulanan.

Data BPS menunjukkan, harga beras grosir naik 0,05% secara bulanan dan 2,07% secara tahunan. Sementara di tingkat eceran, harga melonjak 0,20% dibanding April dan 2,46% dibanding Mei tahun lalu.

Kondisi ini terjadi di tengah lonjakan produksi nasional. BPS mencatat, produksi beras nasional sepanjang Januari–April 2025 mencapai 14,01 juta ton, naik 26,54% atau 2,94 juta ton dibanding periode sama tahun lalu yang hanya 11,07 juta ton.

Tak hanya produksi, stok cadangan beras pemerintah (CBP) juga mencetak rekor tertinggi sejak Perum Bulog berdiri pada 1969. Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat, hingga 31 Mei 2025, stok CBP tembus 4 juta ton, dengan serapan beras lokal mencapai 2,429 juta ton — tertinggi dalam 57 tahun terakhir.

Namun, fakta-fakta tersebut tidak sejalan dengan pergerakan harga di pasar. Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyebut kenaikan harga beras dipicu adanya praktik permainan di rantai distribusi.

“Harga grosir turun, tapi di hilir naik. Ngerti nggak apa maksudnya? Kalau di petani turun, di grosir turun, di tingkat eceran menurut anda apa?” ujarnya saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (2/6/2025).

Saat ditanya apakah ada permainan di balik fenomena ini, Amran tak membantah. “(Ada permainan?). Ah itu jawabannya, tulis saja,” katanya sambil tersenyum.

Amran menyoroti panjangnya rantai pasok sebagai biang keladi, yang kini disebut mencapai delapan lapis. Pemerintah, kata dia, tengah menyiapkan peran Koperasi Merah Putih untuk memangkas rantai distribusi menjadi tiga: dari produsen, koperasi, langsung ke pembeli.

Sebelumnya, dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Tahun 2025 yang digelar Kemendagri pada 26 Mei lalu, BPS telah mengingatkan potensi kenaikan harga beras. Badan Pangan Nasional (Bapanas) juga mendesak perlunya intervensi untuk meredam gejolak harga.

Amran optimistis, penyerapan Bulog terhadap gabah petani dalam negeri masih akan berlanjut. Ia memperkirakan, pada Juni ini, Bulog bisa menyerap tambahan 400.000 hingga 500.000 ton setara beras.(C8N)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini