Indonesia Peringati Hari Konservasi Alam Nasional, Desa Jadi Garda Terdepan Penjaga Ekosistem

Crew8 News, Jakarta – Indonesia memperingati Hari Konservasi Alam Nasional pada 10 Agustus 2025 dengan menegaskan kembali peran strategis desa dalam menjaga kelestarian alam dan keanekaragaman hayati.

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) menyampaikan bahwa desa memiliki kearifan lokal dan sumber daya yang menjadi garda terdepan dalam pelestarian lingkungan.

Indonesia memiliki lebih dari 50 taman nasional konservasi yang mencakup ±16,2 juta hektare darat dan perairan, enam di antaranya telah diakui sebagai warisan dunia oleh UNESCO.

Tiga di antaranya menjadi simbol kontribusi Indonesia untuk dunia:

Taman Nasional Gunung Leuser (Aceh & Sumatera) – Hutan hujan tropis yang menyerap jutaan ton karbon dioksida setiap tahun, menjadi habitat bagi spesies terancam punah seperti orangutan sumatera, harimau sumatera, dan badak sumatera. Kawasan ini menghadapi ancaman perambahan hutan dan perburuan satwa dilindungi.

Taman Nasional Komodo (Nusa Tenggara Timur) – Satu-satunya habitat alami komodo di dunia, pusat riset reptil purba dan ekologi savana, tantangan pengelolaan meliputi tekanan wisata massal dan perburuan mangsa komodo seperti rusa.

Taman Nasional Wakatobi (Sulawesi Tenggara) – Berada di jantung segitiga terumbu karang dunia, menjadi rumah bagi ±750 spesies terumbu karang dari total 850 spesies dunia, ancaman yang dihadapi termasuk kerusakan terumbu karang, perubahan iklim, dan sampah plastik laut.

Kemendes PDTT mengajak masyarakat, khususnya warga desa, untuk berperan aktif dalam menjaga alam melalui tiga langkah sederhana: tidak membuang sampah sembarangan, mendukung produk ramah lingkungan, dan ikut serta dalam pelestarian alam dan lingkungan.

“Menjaga alam bukan hanya untuk hari ini, tetapi untuk masa depan anak cucu kita.

Desa adalah benteng terakhir yang mampu merawat bumi dengan kearifan lokalnya,” demikian pernyataan Kemendes PDTT.

Hari Konservasi Alam Nasional diharapkan menjadi momentum memperkuat sinergi antara desa, pemerintah, dan masyarakat luas untuk membangun tanpa merusak, serta mengajarkan harmoni dengan alam sejak dini.

(C8N)

#senyuman08

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini