Crew8 News, Jakarta, – Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Republik Indonesia terus mengakselerasi program penguatan ekosistem usaha rakyat melalui perluasan pasar, kemitraan strategis, serta fasilitasi ekspor pada periode 28 Juli–3 Agustus 2025.

Menteri UMKM Maman Abdurrahman menyatakan, pemerintah mendorong lebih banyak pelaku UMKM terlibat dalam rantai pasok Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan fokus pada kualitas, higienitas, dan penguatan manajemen usaha.
Sebanyak 30 pengusaha binaan telah menjalani pembinaan sebagai langkah awal memenuhi syarat pemasok MBG.

Dalam memperluas jejaring, KemenUMKM menandatangani nota kesepahaman dengan Keluarga Besar Putra-Putri (KBPP) Polri untuk penguatan sumber daya manusia, pemberdayaan, hingga perlindungan pelaku UMKM.

Kolaborasi ini juga mencakup dukungan terhadap MBG dan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP) sebagai penggerak ekonomi kerakyatan.
Penguatan rantai pasok juga dilakukan di Tangerang Selatan melalui penandatanganan MoU dan Letter of Intent (LoI) antara 20 pengusaha mikro klaster oleh-oleh dengan retail modern dan Gerai Lengkong, berpotensi transaksi Rp1,2 miliar.

Skema kerja sama business-to-business (B2B) ini diharapkan membuka akses pasar lebih luas.
KemenUMKM turut mendukung inisiatif Alisa Khadijah–ICMI dalam pemberdayaan pengusaha perempuan.

Dari total 17 juta pelaku UMKM di Indonesia, 59% adalah perempuan, namun hanya 18% yang mengakses layanan keuangan formal.
Kerja sama ini memperkuat akses pembiayaan, pelatihan, dan regulasi yang berpihak pada wirausaha perempuan.

Di lingkup internal, KemenUMKM mengukuhkan Dewan Pengurus KORPRI periode 2025–2030 sebagai upaya penguatan tata kelola organisasi dan pelayanan publik profesional berbasis integritas ASN.
Pada sektor budaya dan ekonomi kreatif, Gelar Batik Nusantara 2025 resmi dibuka sebagai ajang pelestarian wastra nasional, mendorong kebanggaan masyarakat menggunakan batik, serta memperkuat UMKM kriya.

Capaian ekspor juga menjadi sorotan.
Dari Bali, CV Naralia Group sukses melakukan ekspor perdana rempah dan madu ke Hong Kong senilai US$350 ribu atau setara Rp5,6 miliar. Sementara dari Mojokerto, CV Mitraindo Shoes Pratama dengan merek No Bare Foot (NOBF) berhasil menembus pasar internasional dengan nilai ekspor lebih dari Rp 600 juta, melibatkan lebih dari 100 perajin lokal.

Fasilitasi masuknya UMKM ke rantai pasok juga dilakukan di Bandung. Sebanyak 18 UMKM bertemu langsung dengan Satuan Pelayanan dan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk terlibat dalam penyediaan bahan baku, jasa boga, hingga pengelolaan limbah makanan pada program MBG.

“Semua langkah ini bertujuan memperkuat daya saing UMKM, memperluas pasar, dan memastikan pelaku usaha rakyat menjadi motor penggerak ekonomi nasional yang berkelanjutan,” ujar Maman.
(C8N)
#senyuman08




