EDITORIAL REDAKSI | Crew 8 News
Tugu ayam jantan yang berdiri tegak di pusat Arosuka telah lama menjadi simbol semangat dan karakter kepemimpinan Kabupaten Solok, gagah, siaga, dan setia melindungi. Tapi seiring waktu, masyarakat mulai bertanya, apakah makna simbol itu masih hidup dalam praktik pemerintahan hari ini?
Di ruang-ruang publik, terdengar bisik-bisik yang kini berubah menjadi perbincangan terbuka, tentang penempatan jabatan yang dinilai tidak berbasis kinerja, tentang figur-figur yang melompati jenjang birokrasi dengan kecepatan luar biasa, dan tentang pengulangan tender proyek yang membingungkan banyak pelaku usaha lokal.
Tidak ada tudingan yang diajukan di sini, namun, suara publik tidak bisa diabaikan begitu saja.
Ketika proses pengisian jabatan tampak lebih ditentukan oleh kedekatan ketimbang kompetensi, dan ketika proses pengadaan proyek diselimuti oleh pengulangan yang tak lazim, kepercayaan menjadi barang yang paling mahal.
Di sisi lain, transparansi yang seharusnya menjadi prinsip dasar dalam tata kelola pemerintahan, sering kali tertutup oleh narasi loyalitas dan pembenaran administratif.
Padahal, keadilan birokrasi tidak hanya diukur dari regulasi, tetapi juga dari rasa keadilan yang dirasakan masyarakat.
Kami percaya, birokrasi yang sehat adalah birokrasi yang memberi ruang pada semua yang berkompeten, bukan hanya yang berada dalam orbit kekuasaan.
Simbol ayam jantan semestinya menjadi pengingat moral, bahwa pemimpin tidak boleh hanya melindungi kawanan terdekatnya, tapi seluruh kandang rakyat yang ia pimpin, Jika hari ini ayam jantan tak lagi berkokok, barangkali bukan karena ia kehilangan suara, tapi karena suasana di sekelilingnya tak lagi memberi ruang untuk bersuara.
Kabupaten Solok tidak kekurangan orang-orang baik, Tapi kebaikan itu sering kali kalah oleh sistem yang terlalu sempit memberi jalan.
Maka pertanyaan sederhana dari masyarakat hari ini bukan lagi “siapa yang diangkat?”, tapi “bagaimana ia diangkat?”
Barangkali, suatu saat nanti ayam jantan itu akan kembali berkokok, tapi sebelum itu, kita semua perlu menjawab satu hal yang lebih dulu, apakah kita masih percaya pada suara kebenaran, atau sudah terlalu nyaman dalam bisu kekuasaan?
(C8N)
#senyuman08