Crew8 News, Padang Panjang,- Langit Padang Panjang tampak cerah pagi itu, namun lebih dari cuaca, hati para orang tua yang memenuhi aula SDIT H. Mhd Syarif-lah yang paling bersinar, hari itu, 73 anak-anak mereka resmi dikukuhkan sebagai generasi cinta Al-Qur’an, menjadi bagian dari sejarah awal Khatam Qur’an dan Wisuda Tahfiz sekolah tersebut.
Rangkaian acara yang dimulai sejak Sabtu (14/6) ini menjadi puncak pencapaian spiritual dan akademik bagi para siswa, khususnya mereka yang telah menapaki jalan mulia menghafal Kalamullah, dari total siswa yang diwisuda, 58 di antaranya telah menyelesaikan hafalan 1 Juz, 14 siswa hafal 2 Juz, dan satu siswa istimewa berhasil menuntaskan hafalan hingga 3 Juz Al-Qur’an.
Sosok ini menjadi magnet perhatian dan inspirasi bagi seluruh peserta dan tamu undangan.
Acara dibuka dengan Tari Pasambahan, lalu disusul lantunan ayat-ayat suci dan pertunjukan seni Islami oleh siswa-siswi, mereka tampil bukan sekadar sebagai penampil, melainkan sebagai generasi yang sedang tumbuh dalam naungan nilai-nilai Islam yang luhur, di antara tamu yang hadir tampak perwakilan Kemenag Padang Panjang, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Bagian Kesra Setdako, Ketua MUI Buya Zulhamdi, serta komite sekolah.
“Wisuda ini bukan sekadar seremoni. Ini tonggak peradaban kecil yang sedang kami bangun,” ujar Kepala SDIT H. Mhd Syarif, Sasmaini Syarif, dalam sambutannya, dengan suara tertahan haru.
Ia mengenang perjalanan lembaga yang didirikannya sejak 2019, berawal dari tujuh siswa dan harapan sederhana agar pendidikan Islam yang unggul bisa tumbuh di tengah masyarakat Padang Panjang, kini, jumlah siswa terus bertambah dan program-program unggulan seperti Khatam dan Tahfiz menjadi identitas utama sekolah.
Sasmaini mengakui bahwa program Tahfiz dimulai sejak siswa duduk di bangku kelas II, sedangkan program Khatam Qur’an menjadi syarat wajib bagi siswa kelas V.
“Kami ingin membentuk karakter Qur’ani sejak dini, Karena generasi yang dekat dengan Al-Qur’an, insya Allah akan selamat dunia akhirat,” ucapnya.
Tak Hanya Hafal, Tapi Mencintai
Lebih dari sekadar hafalan, Sasmaini berharap anak-anak ini tumbuh dengan mencintai Al-Qur’an dalam kesehariannya, Ia menekankan bahwa wisuda ini bukan garis akhir, Justru, katanya, ini awal dari perjalanan mereka sebagai penjaga kalam Ilahi.
Suasana haru pecah ketika para siswa satu per satu maju ke panggung, mengenakan jubah toga putih-putih dan peci hitam, Tak sedikit air mata para orang tua yang menetes, bukan karena sedih, tetapi karena bangga melihat anak-anak mereka memeluk mushaf, simbol keberhasilan perjuangan selama bertahun-tahun.
Di antara siswa, ada satu yang menjadi perhatian, seorang anak laki-laki mungil dengan suara pelan namun jelas, yang melantunkan surat Al-Mumtahanah dengan hafalan sempurna.
Dialah satu-satunya siswa yang berhasil menghafal 3 Juz tahun ini, Dalam usia belum genap 12 tahun, ia telah mengukir tonggak pertama sebagai hafiz muda.
Ketua MUI Padang Panjang, Buya Zulhamdi, dalam amanatnya menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah salah satu jalan mencetak cahaya-cahaya umat.
“Siapa yang menjaga Al-Qur’an, maka Allah akan menjaganya, hari ini kita saksikan para penjaga itu lahir dari sekolah ini,” ujarnya.
Perjalanan SDIT H. Mhd Syarif belumlah panjang, namun langkah-langkah awalnya sudah mantap, dengan fondasi akidah, karakter, dan ilmu yang seimbang, sekolah ini menunjukkan arah baru pendidikan Islam yang bukan hanya mencetak cerdas secara akademik, tetapi juga beradab dan Qur’ani.
Di tengah arus zaman yang kian cepat dan serba digital, SDIT H. Mhd Syarif membuktikan bahwa nilai-nilai spiritual tetap bisa ditanamkan, di balik toga dan sorban anak-anak itu, tersimpan masa depan bangsa yang sedang dipersiapkan, dengan hafalan, cinta, dan harapan kepada Allah SWT.
(M. YS)