Antara Nepotisme dan Kerakusan
Crew 8 News , Solok – Kritik terhadap praktik nepotisme di lingkar kekuasaan kembali menguat.
Di Kabupaten Solok, Sumatera Barat, jabatan strategis Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan (Prokomp) justru dipegang oleh Nia Kurniati, yang tak lain adalah istri Bupati Solok, Jon Firman Pandu (JFP).
Penempatan Nia Kurniati sebagai Kabag Prokomp bukan sekadar penempatan administratif, Jabatan ini adalah jantung dari komunikasi, dokumentasi, dan manajemen opini publik terhadap kepala daerah.
Ketika jabatan itu dijabat oleh istri bupati sendiri, hilanglah batas antara relasi kekuasaan dan hubungan keluarga.
Lebih jauh, Nia Kurniati juga menjabat Ketua TP PKK Kabupaten Solok, menjadikannya figur dengan dua kekuasaan simbolik dan struktural sekaligus.
Dalam praktiknya, beberapa sumber internal menyebutkan bahwa ia kerap memberikan instruksi kepegawaian, menegur ASN secara langsung, dan memengaruhi penempatan serta penggeseran tenaga honorer, suatu hal yang jauh di luar lingkup tugas Prokomp.
Di tengah kasus pemindahan tenaga honorer Non-ASN Qorry Syuhada yang kini ditangani Ombudsman, nama Nia Kurniati juga muncul sebagai sosok yang disebut-sebut memberi pengaruh.
Jika benar, ini bukan sekadar pelampauan wewenang, tetapi cermin dari birokrasi yang telah dirasuki politik keluarga.
Kondisi ini menimbulkan ketakutan di kalangan ASN.
Mereka enggan bersuara karena tahu yang “mengatur agenda dan komunikasi” pimpinan adalah keluarganya sendiri.
Budaya ABS (Asal Bapak Senang) tumbuh subur, mengerdilkan integritas dan keberanian dalam birokrasi.
KASN/BKN dan Ombudsman mesti bergerak, sebab hari ini istri bupati pegang Prokomp, besok, bisa jadi saudara Bupati pegang keuangan, dan pegang pengadaan barang dan jasa.
Demokrasi lokal tanpa pengawasan bukanlah otonomi, ia hanya panggung kecil untuk politik warisan.
(C8N)
#senyuman08
