Sekda Medison Patok Garis Tegas: “Saya ASN Profesional, Bukan Boneka Politik”

Crew8 News, Kabupaten Solok – Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Solok, Medison, S.Sos, M.Si, akhirnya mematahkan berbagai tudingan miring yang beredar di publik terkait dugaan keterlibatannya dalam politik praktis menjelang Pilkada 2024.

Dalam pernyataan resmi, Medison menyebut tuduhan tersebut tidak hanya tidak berdasar, tetapi juga berpotensi merusak etika pelayanan publik yang selama ini dijunjung tinggi birokrasi.

Saya ini bukan pejabat pesanan politik. Saya dilantik di era Bupati Epyardi Asda, dan diminta tetap melanjutkan tugas oleh Bupati Jon Firman Pandu. Itu bukan soal arah politik, tapi soal kapabilitas dan kebutuhan daerah,” tegas Medison, saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (12/6/2025).

Menurutnya, isu “bermuka dua” atau berpindah haluan politik yang dilemparkan sejumlah pihak adalah bentuk manipulasi opini yang justru membahayakan integritas ASN.

Ia menyebut, posisinya sebagai Sekda adalah jabatan karier, bukan hasil kompromi kekuasaan.

Kalau saya tidak dibutuhkan, saya tak akan bertahan”

Tapi hari ini saya diminta langsung membantu roda pemerintahan, di tengah fiskal yang nyaris runtuh dan soliditas internal yang belum utuh, Sekda bukan tempat bermain drama politik. Ini posisi yang penuh risiko,” ujarnya.

Ia pun angkat suara soal penempatan pejabat, termasuk polemik pelantikan istri Bupati sebagai Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan.

Medison menegaskan semua kebijakan mutasi dan promosi ASN selalu mengikuti jalur mekanisme formal.

Saya bukan pengatur jabatan seperti yang dituduhkan. Tidak ada proses ilegal. Semua melalui tahapan dan dinas terkait. Kalau penempatan seseorang sah secara prosedural, mengapa harus dipelintir sebagai barter kekuasaan?”

Lebih lanjut, Medison juga membantah keras jika dirinya disebut sebagai “dalang” dalam pemenangan pasangan calon tertentu. Ia menyatakan, netralitas ASN adalah prinsip mutlak, dan dirinya tidak pernah bermain dalam kontestasi politik.

“Saya sadar sepenuhnya, ASN tidak boleh menjadi alat kekuasaan. Saya tidak sedang mencari panggung politik, saya bekerja karena negara memerintahkannya.”

Menanggapi isu-isu lama yang kembali dimunculkan dari masa jabatannya di Kabupaten Sijunjung, Medison menyebut itu sebagai taktik daur ulang fitnah yang sengaja dipelihara pihak-pihak yang merasa kehilangan akses ke kekuasaan.

Saya sudah cukup kenyang dihantam opini. Tapi saya tidak akan ikut larut dalam lumpur gosip. Saya tidak akan buang energi untuk menjawab rumor yang sengaja dikemas agar seolah-olah menjadi fakta.”

Di akhir pernyataannya, Medison mengajak seluruh ASN di Kabupaten Solok untuk kembali ke jalur pengabdian, menjauhi tarik-menarik kepentingan politik, dan bersatu demi satu tujuan, pelayanan publik yang bersih, transparan, dan berorientasi pada hasil.

Rakyat menunggu kerja nyata, bukan sandiwara, sekda itu bukan juru kampanye, tugas saya menjaga mesin pemerintahan tetap hidup, meski diterpa badai dari luar dan dalam.”

Dengan pernyataan ini, Medison berharap ruang publik kembali rasional dan adil dalam menilai kerja birokrasi. Karena menurutnya, jabatan publik bukan arena caci maki, tapi ladang pengabdian.(Rinal Dimas)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini