Setahun Bekerja, Bergerak – Berdampak

Prabowo–Gibran Bangun Pertahanan Modern, Mandiri, dan Berkeadilan

Jakarta — Crew8 News.
Satu tahun sudah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka berjalan. Dalam kurun singkat itu, arah pembangunan nasional menunjukkan pergeseran mendasar, dari paradigma pembangunan administratif menuju pembangunan strategis dan berdaulat. Fokus utamanya, memperkuat pertahanan negara, membangun kemandirian industri, dan menjadikan keamanan sebagai fondasi kesejahteraan rakyat.

Presiden Prabowo, yang dikenal sebagai perancang konsepsi Pertahanan Rakyat Semesta, menegaskan bahwa kekuatan nasional sejati bukan hanya pada militer, tetapi pada kesiapan seluruh elemen bangsa menghadapi tantangan global, pangan, energi, teknologi, dan geopolitik.

“Kita ingin Indonesia berdiri di atas kaki sendiri. Pertahanan bukan hanya soal perang, tapi soal martabat bangsa,” ujar Presiden Prabowo dalam pidato refleksi satu tahun Kabinet Merah Putih.

Di bawah kepemimpinan Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Kementerian Pertahanan menata langkah dengan delapan program prioritas strategis, yang menjadi tulang punggung bagi pertahanan nasional yang modern dan adaptif,

1. Penguatan Kebijakan Strategis Pertahanan Nasional
Melalui pembaruan Doktrin Pertahanan Negara, Sjafrie memastikan kebijakan strategis nasional selaras dengan dinamika Indo-Pasifik dan ancaman non-konvensional seperti siber, biologi, serta disinformasi.

2. Kebijakan Perisai Trisula Nusantara
Program ini mengintegrasikan pertahanan darat, laut, dan udara dengan sistem radar dan siber terpadu. Nusantara bukan hanya geografis, tapi sistem pertahanan berlapis berbasis kedaulatan teknologi nasional.

3. Pengembangan Universitas Pertahanan RI (Unhan)
Unhan kini dikembangkan menjadi pusat riset dan inovasi pertahanan, membuka program studi teknologi militer, kecerdasan buatan untuk sistem tempur, dan keamanan maritim.

4. Reformasi Birokrasi Pertahanan
Langkah efisiensi dan digitalisasi administrasi pertahanan dijalankan agar anggaran terserap tepat sasaran. Birokrasi dipangkas, transparansi diperkuat, dan evaluasi berbasis kinerja diberlakukan di seluruh jajaran Kemhan dan Mabes TNI.

5. Peningkatan Kesejahteraan Prajurit dan ASN Pertahanan
Prabowo–Gibran menaruh perhatian besar pada aspek kesejahteraan. Tahun pertama, realisasi tunjangan kinerja, perumahan dinas, dan fasilitas kesehatan prajurit menjadi prioritas.

6. Dukungan Pertahanan terhadap Ekonomi Nasional
Kemhan kini bukan hanya institusi pengaman, tapi juga penggerak ekonomi. Industri strategis dalam negeri seperti Pindad, PAL, dan Dirgantara Indonesia diperkuat lewat skema Defense Economic Linkage — menjadikan produksi alat utama sistem senjata (alutsista) sebagai lokomotif industri nasional.

7. Review Anggaran dan Audit Efisiensi Bersama BPKP
Setiap rupiah anggaran pertahanan kini dipantau ketat agar efisien, transparan, dan berdampak langsung pada kesiapan tempur dan kesejahteraan personel.

8. Penguatan Diplomasi Pertahanan Non-Pakta
Indonesia memperluas kerja sama pertahanan bilateral tanpa keterikatan politik blok. Pendekatan defense diplomacy dijalankan untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai penyeimbang di kawasan Indo-Pasifik.

Pertahanan Sebagai Pilar Kemandirian Bangsa

Di bawah kepemimpinan Prabowo–Gibran, arah kebijakan pertahanan kini berpijak pada tiga dimensi utama:

Kemandirian industri nasional. Indonesia menargetkan 70% alutsista diproduksi di dalam negeri pada 2030.

Kedaulatan teknologi. Sistem navigasi, radar, dan drone tempur buatan lokal kini mulai diuji di berbagai kawasan perbatasan.

Kesejahteraan personel pertahanan. Prajurit yang sejahtera menjadi benteng moral dan disiplin bagi bangsa.

Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menegaskan, “Pertahanan yang kuat tidak lahir dari senjata canggih semata, melainkan dari manusia tangguh, teknologi mandiri, dan sistem yang berkeadilan.

Kementerian Pertahanan juga berperan aktif mendukung Asta Cita, delapan cita-cita besar pembangunan nasional pemerintahan Prabowo–Gibran. Sinergi antara ketahanan nasional, ketahanan pangan, dan kemandirian ekonomi menjadi pilar pembangunan baru.

Pertahanan kini bukan sektor tertutup, melainkan fondasi pembangunan lintas bidang: energi, pendidikan, teknologi, dan industri. Program Bela Negara diperluas ke sekolah dan perguruan tinggi untuk menumbuhkan karakter kebangsaan di kalangan generasi muda.

Satu tahun kepemimpinan Prabowo–Gibran bukan sekadar rentang waktu, tetapi momentum lahirnya arah baru bangsa. Pemerintah bekerja dengan gagasan besar, bergerak dengan disiplin, dan berdampak nyata bagi rakyat.

Pertahanan yang kuat bukan simbol kekuasaan, melainkan jaminan atas kesejahteraan dan keutuhan Republik. Dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat, Indonesia meneguhkan dirinya sebagai bangsa yang besar, berdiri tegak di atas kaki sendiri.

(C8N)

#senyuman08

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini